Budaya Membaca Masih
di Awang-awang
(Pidato)
Om Swastyastu
Selamat pagi kepada
hadirin yang sudah mau meluangkan waktunya untuk datang menghadiri undangan
kami. pada kesempatan ini marilah kita mengucapkan puji syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa berkat rahmadNya kita dapat bertemu dan membahas tentang Budaya
Membaca Masih di Awang-awang. Ibu bapak teman-teman yang saya hormati sekarang
adalah jaman globalisasi pendidikan merupakan salah satu tujuan pemerintah yang
ingin dicapai secara maksimal demi kemajuan bangsa dan negara. oleh karena itu
pendidikan bagi para siswa untuk mencapai apa yang diinginkan harus banyak
membaca. namun hal itu sepertinya kurang disadari oleh banyak siswa. kurangnya
jumlah perpustakaan serta tak tersedianya buku yang baik dan menarik menjadi
salah satu faktor yang membuat kurangnya membaca dijaman globalisasi ini.
mudahnya ilmu yang didapat dari membaca harusnya membuat kita sadar untuk terus
menumbuhkan minat baca didiri kita karena bila buku tidak dibaca ilmu itu akan
diam.
selain sadar akan
pentingnya membaca buku hal ini harus dibantu dengan perpustakaan yang
menyediakan buku sebagai acuan para siswa dan masyarakat yang bisa dipergunakan
dengan baik. usaha ini juga dapat diimbangi dengan membiasakan memberikan
hadiah buku yang dapat menambah keinginan minat baca buku. upaya meningkatkan
minat baca dan pemenuhan bacaan sudah seharusnya menjadi agenda utama dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa selain usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah, bila pemerintah tidak ikut
campur tangan dalam masalah ini peningkatan baca akan tertatih-tatih.
bandingkan saja dengan tetangga kita yaitu Malaysia, dalam hal minat baca buku
negara kita masih sangat jauh tertinggal. dari data statistik tahun 1996 dalam 10 tahun terakhir Indonesia baru
menerbitkan 2.500 dan Malaysia sudah 9.600 buku.
oleh karena itu
peningkatan minat baca perlu dilakukan dengan mensosialisasikan tentang arti
membaca dan apa manfaat membaca bagi kita serta dapat diwujudkan dengan
membentuk gerakan nasional yang terstruktur dan terencana secara baik dan
kontinyu. selain itu penulis juga dapat mengusulkan semacam Badan Koordinasi
Peningkatan Minat Baca Nasional (Bakorpembacanas) yang terstruktur formal dari
pusat hingga daerah sampai menjangkau lapisan bawah diseluruh pelosok negeri.
cara-cara tersebut
dapat terselenggara bila dilakukan secara bersama-sama bila tidak negara
tercinta kita ini tetap akan menduduki rangking kedua terbawah diantara
negara-negara diAsiadalam hal pendidikan.
Demikian yang dapat
saya sampaikan pada kesempatan ini mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua.
saya akhiri dengan parama shanti.
Om Shanti, Shanti,
Shanti, Om