Thursday, July 18, 2019

Pidato Bahasa Indonesia


Budaya Membaca Masih di Awang-awang
(Pidato)

                Om Swastyastu
                Selamat pagi kepada hadirin yang sudah mau meluangkan waktunya untuk datang menghadiri undangan kami. pada kesempatan ini marilah kita mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmadNya kita dapat bertemu dan membahas tentang Budaya Membaca Masih di Awang-awang. Ibu bapak teman-teman yang saya hormati sekarang adalah jaman globalisasi pendidikan merupakan salah satu tujuan pemerintah yang ingin dicapai secara maksimal demi kemajuan bangsa dan negara. oleh karena itu pendidikan bagi para siswa untuk mencapai apa yang diinginkan harus banyak membaca. namun hal itu sepertinya kurang disadari oleh banyak siswa. kurangnya jumlah perpustakaan serta tak tersedianya buku yang baik dan menarik menjadi salah satu faktor yang membuat kurangnya membaca dijaman globalisasi ini. mudahnya ilmu yang didapat dari membaca harusnya membuat kita sadar untuk terus menumbuhkan minat baca didiri kita karena bila buku tidak dibaca ilmu itu akan diam.
                selain sadar akan pentingnya membaca buku hal ini harus dibantu dengan perpustakaan yang menyediakan buku sebagai acuan para siswa dan masyarakat yang bisa dipergunakan dengan baik. usaha ini juga dapat diimbangi dengan membiasakan memberikan hadiah buku yang dapat menambah keinginan minat baca buku. upaya meningkatkan minat baca dan pemenuhan bacaan sudah seharusnya menjadi agenda utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa selain usaha-usaha yang telah dilakukan  oleh pemerintah, bila pemerintah tidak ikut campur tangan dalam masalah ini peningkatan baca akan tertatih-tatih. bandingkan saja dengan tetangga kita yaitu Malaysia, dalam hal minat baca buku negara kita masih sangat jauh tertinggal. dari data statistik tahun 1996  dalam 10 tahun terakhir Indonesia baru menerbitkan 2.500 dan Malaysia sudah 9.600 buku.
                oleh karena itu peningkatan minat baca perlu dilakukan dengan mensosialisasikan tentang arti membaca dan apa manfaat membaca bagi kita serta dapat diwujudkan dengan membentuk gerakan nasional yang terstruktur dan terencana secara baik dan kontinyu. selain itu penulis juga dapat mengusulkan semacam Badan Koordinasi Peningkatan Minat Baca Nasional (Bakorpembacanas) yang terstruktur formal dari pusat hingga daerah sampai menjangkau lapisan bawah diseluruh pelosok negeri.
                cara-cara tersebut dapat terselenggara bila dilakukan secara bersama-sama bila tidak negara tercinta kita ini tetap akan menduduki rangking kedua terbawah diantara negara-negara diAsiadalam hal pendidikan.
                Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini mudah-mudahan bermanfaat untuk kita semua. saya akhiri dengan parama shanti.
                Om Shanti, Shanti, Shanti, Om

Pidato Bahasa Bali


Kemerdekaan Indonesia

       Suksman aturang titiang majeng ring pangater acara antuk galahe sane kapaica ring titiang. Sedurung titiang ngelanturang matur amatra pinih ajeng iraga sareng sami nunas ica majeng ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa, duaning sangkaning paswecan Ida prasida raris iraga mesadu ajeng ring galahe tur genahe sane becik puniki. Sadurung titiang matur-atur pinih riin ngiring sareng sami ngucapang pangastungkara.
OM SWASTYASTU
Sane Wangiang titiang Ketua Komite SMA N 1 .........
Sane Wangiang titiang Kepala Sekolah SMA N 1 .........
Sane Wangiang titiang Staf Dewan Guru SMA N 1 ..........
Sapunika taler timpal-timpal titiang sareng sami sane tan prasida ojah titiang saka siki sane dahat suksamayang tur tresna asihin titiang
            Ida dane sareng sami ring rahina mangkin 17 Agustus 2013 puniki para warga ring Jagat Indonesiane ngelaksanayang acara Peringatan Hut Kemerdekaan Indonesia sane kaping 68. Upacara peringatan puniki presida raris semangat patriotik pahlawan kemerdekaan katulad olih para warga ring sejebag jagat Indonesia pamekasne alit-alite utawi para yowana. Duaning acara peringatan puniki iraga sareng sami prasida pacang uning tur eling ring jasa para pahlawane punika. Timpal-timpal titiang sinamiang taler dewek titiang patut nyane setata miara panegara Indonesia puniki sane sampun merdeka antuk ngamargiang wewangunan. Wewangunan punika nenten ja wantah ring fisik kemanten mental spiritual iraga patut taler kewangun mangda raris maprilaksana sane becik sane manut ring tata tertib utawi norma ring masyarakat punika. Yening sampun iraga prasida ngemargiang wewangunan punika, pastika iraga sareng sami sampun ngelanturang semangat para pejuang punika. Inggih Ida dane sane wangiang titiang, asapunika presida  antuk titiang nartayang indik kasuksman Acara Peringatan HUT RI ke 68 puniki. ngiring alit-alite utawi yowana mangkin prasida nagingin kemerdekaan puniki antuk seleg malajah mangda napi sane kaarsa olih para pejuang-pejuang sane sampun lintang mangda kaisinin lan ngawit sane mangkin iraga sareng sami setata miara panegara Indonesia tur mawit seleg malajah wewidangan iraga soang-soang.
            Inggih wantah asapunika pidarta tiange yening weneten keiwangan titiang nunas geng Rna sinampura. Inggih titiang puputang antuk Parama Shanti

OM SHANTI, SHANTI, SHANTI, OM

Contoh Laporan Perkemahan di Desa Sobangan


Laporan Hasil “Kemah” di Sobangan



            Pada tanggal 09 Juni 2010, para siswa-siswi SMPN 2 Menguwi akan mengadakan Kemah di desa Sobangan. Sebelum berangkat para siswa dan siswi di kumpulkan di halaman sekolah untuk mendapatkan pengarahan. Dan pada saat di perjalanan ke tempat Perkemahan para siswa – siswi bersuka riang ada yang menyanyi dan ada yang juga bersiul-siul. Setelah sampai di perkemahan para siswa|wapindru semua di berikan pengarahan tentang cara membuat tenda. Selesai pengarahan para siswa yang mengikuti pramuka pun langsung mendirikan tenda masing-masing setelah selesai menyelesaikan tenda para siswa-siswi langsung istirahat sejenak ada yang makan ada yang bermain sambil bergurau. Setelah itu para siswa-siswi di kumpulkan dan mandi setelah mandi siswa-siswi juga langsung Sembahyang bersama. Pada sore harinya hujan pun turun para siswa-siswi kembali ke tenda masing-masing , hujan pun belum mereda akhirnya para Pembina menyuruh untuk sementara di pindahkan ke wantilan. Hujan pun betul-betul belum mereda akhirnya kegiatan perkemahan di lakukan di wantilan. Pada malam harinya kegiatan pun di mulai dengan acara menyanyikan yel-yel regu dan ada juga regu yang salah satu siswa yang terpleset dan acara pun semakin meriah dan acara selanjutnya sulap dari salah satu Pembina pramuka yang mengejutkan para siswa-siswi dengan atraksi sulap memotong tubuh akhirnya para siswa-siswi pramuka menjadi takut dan pada akhir sulap ternyata Pembina yang melakukan atraksi sulap hanya membohongi para siswa-siswi dan para siswa terpingkal-pingka tertawa. Akhirnya acara pun selesai para siswa-siswi di suruh tertidur di wantilan. Pada pagi harinya para siswa-siswi di suruh bangun dan langsung lari pagi setelah selesai lari pagi para siswa-siswi langsung di suruh mandi dan setelah selesai mandi para siswa-siswi dikumpulkan dan diajak kelapangan untuk bermain. Dalam permainan ada saja kakak-kakak penegak yang usil menjaili para siswa-siswi ada yang memberikan air rasa kopi, rasa garam, dan rasa asin-pahit, dan ada juga yang menyuruh untuk menghormati pohon. Setelah selesai permainan akhirnya para siswa-siswi di suruh berkumpul untuk dilaksanakannya pelantikan. Pada saat pelantikan para Pembina membacakan Tri Satya, dan Sumpah Pramuka dan menyanyikan lagu alangkah gagahnya. Setelah selesai pelantikan para siswa-siswi langsung makan dan melepaskan tenda setelah selesai melepas tenda dan membersihkan lapangan gentian kakak-kakak penegak di lantik setelah selesai pelantikan kakak-kakak penegak , barulah para siswa diajak mencari jejak pertama para siswa harus menyelesaikan huruf-huruf morce dan menyanyikan yel-yel regu, akhirnya setelah menyelesaiakan ronde 1 para peserta regu langsung berjalan ke pos ke 2 untuk menyelesaikan tugas mencari kertas yang berisi huruf morce yang harus di selesaikan oleh para regu yang di berikan terhadap kakak penjaga pos 2. setelah selesai menyelesaikan tugas yang di berikan langsung para regu berjalan ke pos 3 untuk menyelesaikan tugas yang di berikan oleh kakak penjaga 3, para regu di suruh mencari kertas yang berisi huruf morcenya juga, akhirnya regu yang sudah selesai menjawab soal yang berisi huruf morce langsung berjalan ke pos 4 dimana jalan untuk ke pos 4 jalannya licin dan banyak pepohonan dan dibawah ada sungai yang besar. Dan tak banyak regu yang nyasar untuk berjalan ke pos 4, dan akhirnya para regu sampai di pos 4 di pos 4 regu di suruh mencuci muka dan langsung sembahyang di Pura Bedugul. Setelah melewati pos 4 regu-regu lain harus berjalan ke pos 5 setelah sampai di pos 5 para regu di oleskan Lumpur di muka peserta masing-masing setelah melewati pos 5 sampailah di pos 6 di pos 6 regu-regu harus mencari kertas yang berisi huruf morce setelah menemukan kertas para regu harus memecahkan huruf morce dan di tulis artinya. Setelah selesai memecahkan huruf morce para regu harus turun ke sungai dan berjalan untuk mencapai finish. Setelah kembali ke finish para regu yang sudah sampai di finish di perbolehkan untuk berganti pakaian dan sambil menunggu para regu yang lain datang regu yang sudah sampai di wantilan langsung di suruh bersih-bersih. Dan ada yang menyapu, menyaup sampah-sampah. Setelah regu-regu yang lain datang regu yang lain harus menunggu regu lain yang sedang berganti pakaian. Setelah selesai berganti pakaian para pindru|ketua regu di panggil untuk mengecek regu apakah ada yang tertinggal|tidak selain itu juga para siswa-siswi juga diingatkan barang-barang apa saja yang di bawa apkah sudah terbawa|masih tertinggal di perkemahan. Setelah selesai pengecekan para siswa-siswi di perbolehkan untuk naik ke truk yang akan mengangkut para siswa-siswi yang ikut perkemahan. Akhirnya truk pun berjalan dan di perjalan para siswa-siswi ada yang bernyanyi, tertawa dan lain sebagainya. Akhirnya sampai juga di sekolah, di sekolah para penjemput sudah banyak yang datang untuk menjemput para siswa-siswi yang ikut perkemahan.



*****Terima Kasih*****