Thursday, June 20, 2019

EDUCATION: makalah kanker serviks



A.    PENGERTIAN KANKER SERVIKS
Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel abnormal pada jaringan serviks. Kanker serviks merupakan kanker primer yang berasal dari serviks (kanalis servikalis dan atau porsio). Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Pada usia berapa pun, semua wanita bisa menderita kanker serviks. Tapi penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual antara usia 30-45 tahun. Kanker serviks sangat jarang terjadi pada wanita berusia di bawah 25 tahun. Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala. Gejala kanker serviks yang paling umum adalah pendarahan pada vagina yang terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Meski terjadi pendarahan, belum berarti Anda menderita kanker serviks. Untuk memastikan penyebab kondisi Anda, segera tanyakan kepada dokter. Jika dicurigai terdapat kanker serviks, rujukan menemui dokter spesialis akan diberikan.
B.     EPIDEMIOLOGI KANKER SERVIKS
Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada wanita dan menjadi penyebab lebih dari 250.000 kematian pada tahun 2005. Kurang lebih 80% kematian tersebut terjadi di negara berkembang. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi yang terus menerus dari Human Papiloma Virus (HPV). Penularan penyakit kanker ini dapat melalui hubungan seksual, ditemukan lebih tinggi pada perempuan yang mulai berhubungan seksual sebelum usia 16 tahun (Bustan, 2007). Kanker serviks merupakan penyebab kematian utama kanker pada wanita di negara berkembang. Setiap tahun Universitas Sumatera Utara diperkirakan terdapat 500.000 kasus kanker serviks baru diseluruh dunia, 77% berada dinegara berkembang (Syamsudin, 2001). Angka prevalensi didunia mengenai kanker serviks adalah 99,7%, tanpa penatalaksanaan yang adekuat, diperkirakan kematian akibat kanker serviks akan meningkat 25% dalam 10 tahun mendatang (Rasyidi,2007). Di Indonesia diperkirakan sekitar 90-100 kanker baru diantara 100.000 penduduk pertahunnya, atau sekitar 180.000 kasus baru pertahunnya, dengan kanker serviks menempati urutan pertama diantara kanker pada wanita (Mustari, 2006). Penyebab utama tingginya angka kejadian kanker serviks di negara berkembang karena tidak adanya program skrining (deteksi dini) yang efektif bagi wanita dengan sosial ekonomi rendah. Di Indonesia hambatan test skrining cukup besar, terutama karena belum menjadi program wajib pelayanan kesehatan (Emilia, 2010). Secara umum diseluruh dunia, baik insiden dan mortalitas kanker serviks berada pada urutan kedua setelah kanker payudara, sedangkan pada negara berkembang kanker serviks masih menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian pada wanita (Sarjadi, 1995). Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan, angka prevalensi kanker serviks pada tahun 2010 adalah 40 kasus, 60% berusia antara 35-45 tahun.
C.    PREVALENSI KANKER SERVIKS
Saat ini penyakit tidak menular, termasuk kanker menjadi masalah kesehatan utama baik di dunia maupun di Indonesia. Tiap satu menit muncul kasus baru dan tiap dua menit terdapat satu orang meninggal akibat kanker serviks. Jadi bisa disimpulkan bahwa kanker serviks adalah jenis kanker yang sering menyerang wanita. Menurut data WHO tahun 2013, insidens kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan pada 2030 insidens kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker, terlebih untuk negara miskin dan berkembang kejadiannya akan lebih cepat. Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Sedangkan pada laki-laki adalah kanker paru dan kanker kolorektal. Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insidens kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan, kanker leher rahim 17 per 100.000 perempuan, kanker paru 26 per 100.000 laki-laki, kanker kolorektal 16 per 100.000 laki-laki. Berdasarkan datra Sistem Informasi Rumah Sakit 2010, kasus rawat inap kanker payudara 12.014 kasus (28,7%), kanker leher rahim 5.349 kasus (12,8%).
D.    FAKTOR RISIKO
·         Berganti ganti pasangan seksual : memiliki banyak pasangan seksual akan dapat meningkatkan resiko terinfeksi HPV
·         Aktivitas seksual terlalu dini : melakukan hubungan seksual pada umur yang terlalu dini akan meningkatkan resiko terinfeksi HPV
·         Merokok : wanita yang merokok beresiko dua kali lipat. Ini bisa kemungkinan di sebabkan oleh bahan kimia berbahaya dari tembakau yang akan muncul di leher rahim
·         Sistem kekebalan tubuh yang lemah : dengan kondisi ini kemungkinan di karenakan pada saat mengkonsumsi obat tertentu seperti imunosupresan. Obat ini digunakan agar tubuh tidak dapat menolak donor bagian organ dari orang lain atau karena menderita HIV/AIDS
·         Melahirkan anak : makin banyak anak yang dilahirkan seorang wanita, maka resiko penderita kanker serviks wanita ini akan lebih meningkat tinggi. Wanita yang punya tiga anak, maka 3kali lebih beresiko terkena kanker serviks dari pada wanita yang tidak punya anak sama sekali. Di perkirakan bahwa perubahan hormon saat sedang hamil akan membuat leher rahim lebih renta terangsang HPV
E.     GEJALA KANKER SERVIKS
Gejala kanker serviks tergantung pada tingkat pertumbuhan (stadium). Pada tahap dini (tingkat prekanker) sering tidak menimbulkan gejala sama sekali, kecuali akibat infeksi, seperti keputihan. Kadang ditemukan adanya pendarahan vagina di luar masa menstruasi, keluhan sakit pendarahan setelah berhubungan intim dan infeksi pada saluran dan kandung kemih. Pada stadium lanjut mengakibatkan rasa sakit pada panggul, pendarahan yang mirip dengan air cucian daging dan berbau amis, nafsu makan hilang, berat badan menurun, anemia karena pendarahan, dan timbul fistula vesikovaginal atau fistula rektovaginal.
F.     PENCEGAHAN
·         Pencegahan Primer :
Penyuluhan dan pemberian vaksin
·         Pencegahan Sekunder:
Skrining (Test PAP, IVA) dan Terapi Lesi Prakanker
·         Pencegahan Sekunder :
Terapi kanker dan Perawatan Paliatif

·         Hindari merokok
Banyak pesan dan peringatan yang menyatakan bahwa rokok dapat membahayakan dan memicu timbulnya penyakit ringan atau berbahaya akan tetapi untuk sebagian orang perokok masih menganggap remeh pesan ini. Untuk anda para wanita, penderita kanker serviks wanita di antaranya adalah 30% dari wanita perokok aktif. Penyebabnya adalah kandungan zat kimia yang terdapat di dalam rokok memicu infeksi penyebab penderita kanker serviks wanita ini. dan banyak mengkonsumsi rokok dapat menyebabkan kanker paru paru.
·         Menghindari diet yang tidak seimbang
Diet sudah menjadi kebiasaan wanita yang bersifat sangat penting untuk dapat menjaga bentuk tubuh dan kesehatan. Jika anda sering melakukan diet dan menghindari asupan buah dan sayur, itu merupakan diet yang sangat salah. Diet yang salah dapat memicu perkembangan virus yang dapat menyebabkan penderita kanker serviks wanita. Kandungan yang terdapat dalam sayur dan buah justru akan dapat membantu untuk melindungi anda dari serangan kanker serviks. Perhatikan pula pada makanan dan minuman anda jangan sampai mengandung zat kimia berbahaya seperti pengawet, pewarna, dan penyedap rasa.
·         Produk bahan kimia yang berbahaya
Kehidupan modern yang bersifat instans justru memicu timbulnya kanker. Kankdungan berbahaya yang terdapat di dalam pembungkus dan bahan plastik yang terkena panas memicu bagi penderita kanker serviks wanita ini. Minimalisir penggunaan sterofom, bahan kimia yang di panaskan atau terkena plastik.
G.    PENGOBATAN
Pengobatan pada penderita kanker serviks dapat dilakukan dengan :
·         Operasi Pengangkatan Kanker Serviks
o   Operasi radical trachelectomy
Prosedur ini lebih cocok untuk kanker serviks yang terdeteksi pada stadium awal dan akan ditawarkan kepada wanita yang masih ingin memiliki anak. Operasi ini bertujuan mengangkat leher rahim, jaringan sekitarnya, dan bagian atas dari vagina, tanpa mengangkat rahim.

o   Operasi yang melibatkan pengangkatan rahim
Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim wanita. Histerektomi dilakukan untuk berbagai alasan, salah satunya untuk operasi kanker serviks stadium awal. Agar kanker tidak kembali lagi, radioterapi juga mungkin perlu dilakukan.
o   Pelvic exenteration
Pelvic exenteration adalah operasi besar yang hanya disarankan jika kanker serviks kembali muncul setelah pernah diobati dan sempat sembuh. Operasi ini dilakukan jika kanker kembali ke daerah panggul, tapi belum menyebar ke wilayah lain.
·        Penanganan Kanker Serviks dengan Radioterapi
Untuk penanganan kanker serviks stadium awal, radioterapi bisa dilakukan sendiri atau dikombinasikan dengan operasi. Sedangkan untuk kanker serviks stadium akhir, radioterapi digabung dengan kemoterapi. Kombinasi ini bertujuan untuk mengendalikan pendarahan dan rasa nyeri.
·        Mengobati Kanker Serviks dengan Kemoterapi
Untuk mengobati kanker serviks, kemoterapi bisa digabung dengan radioterapi. Untuk kanker stadium akhir. Kemoterapi dilakukan untuk memperlambat penyebaran dan mengurangi gejala yang muncul. Pengobatan ini sering disebut sebagai kemoterapi paliatif. Kemoterapi memakai obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker. Berbeda dengan radioterapi atau operasi yang berdampak pada bagian tertentu saja, kemoterapi akan berdampak pada seluruh tubuh. Obat ini mengincar sel yang tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, terutama sel kanker. Tapi sel sehat yang berkembang biak dengan cepat juga bisa terpengaruh.





DAFTAR REFRENSI

http://www.alodokter.com/kanker-serviks/komplikasi/ diakses pada tanggal 15 Mei 2016
Rasjidi Imam, 2009, Epidemiologi Kanker Serviks, Tangerang, indonesianjurnalofcancer.or.id diakses pada tanggal 15 Mei 2016

No comments:

Post a Comment