1.
Timbal
a.
Pengertian
Timbal (Pb) merupakan salah satu
jenis logam berat yang sering juga disebut dengan istilah timah hitam. Timbal
memiliki titik lebur yang rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang
aktif sehingga biasa digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul
perkaratan.Timbal adalah logam yang lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat
dan memiliki bilangan oksidasi +2 (Sunarya, 2007)
b.
Permasalahannya
Pencemaran limbah logam berat
mengandung timbal (Pb) merupakan masalah terhadap kondisi lingkungan saat ini. Logam
berat banyak ditemukan hampir pada semua jenis limbah industri. Semakin
banyaknya industri akan menyebabkan peningkatan pencemaran terhadap sumber air
yang berasal dari limbah industri yang dibuang ke perairan tanpa pengolahan terlebih
dahulu. Air limbah yang mengandung senyawa Pb yang mencemari badan air dengan
konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kematian pada biota air. Konsentrasi Pb
yang mencapai 188 mg/l dapat membunuh ikan di perairan, bila biota air hidup di
badan air yang mengandung senyawa Pb pada konsentrasi 2,75-49 mg/l dan terpapar
selama 245 jam akan menyebabkan kematian pada Crustacea sedangkan pada
konsentrasi Pb yang terlarut sebesar 3,5-64 mg/l yang terpapar selama 168-336
jam akan menyebabkan kematian Insecta.
c.
Bentuk yang ada
dilingkungan
Emisi
Pb ke udara dapat berupa gas atau partikel sebagai hasil samping pembakaran
yang kurang sempurna dalam mesin kendaraan bermotor. Semakin kurang sempurna
proses pembakaran dalam mesin kendaraan bermotor, maka semakin banyak jumlah Pb
yang akan di emisikan ke udara. menyerap timbal melalui udara, debu, air dan
makanan. Tetraethyl lead (TEL), yang merupakan bahan logam timah hitam
(timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk
menurunkan nilai oktan.
d.
Manfaat logam
tersebut
Logam Pb banyak digunakan sebagai bahan pengemas,
saluran air, alat-alat rumah tangga dan hiasan. Dalam bentuk oksida timbal
digunakan sebagai pigmen/zat warna dalam industri kosmetik dan glace serta
indusri keramik yang sebagian diantaranya digunakan dalam peralatan rumah
tangga.
e.
Dampak yang
ditimbulkan
·
Gangguan neurologi.
Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat
tercemar oleh Pb dapat berupa encephalopathy, ataxia, stupor dan coma.
Pada anak-anak dapat menimbulkan kejang tubuh dan neuropathy perifer.
·
Gangguan terhadap fungsi ginjal
Logam berat Pb dapat menyebabkan tidak
berfungsinya tubulus renal, nephropati irreversible, sclerosis va skuler,
sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus. Akibatnya
dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya
terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis.
·
Gangguan terhadap sistem reproduksi
Logam berat Pb dapat menyebabk an gangguan
pada sistem reproduksi berupa keguguran, kesakitan dan kematian janin. Logam
berat Pb mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat
kromosom. Anak -anak sangat peka terhadap paparan Pb di udara. Paparan Pb
dengan kadar yang ren dah yang berlangsung cukup lama dapat menurunkan IQ .
·
Gangguan terhadap sistem hemopoitik
Keracunan Pb dapat dapat menyebabkan
terjadinya anemia akibat penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya
penurunan kadar zat besi dalam serum. Anemia ringan yang terjadi disertai
dengan sedikit peningkatan kadar ALA ( Amino Levulinic Acid) urine.
·
Gangguan terhadap sistem syaraf .
Efek pencemaran Pb terhadap kerja otak
lebih sensitif pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Paparan menahun dengan
Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul
adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang
lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan.
Resource :
Gusnita, Dessy. (2012). Pencemaran Logam
Berat Timbal (PB) di Udara dan Upaya Penghapusan Bensin Bertimbal. Berita Dirgantara, 13 (3). 95-101
Sudarmaji, J.Mukono, Corie I.P. (2006). Toksikologi
Logam Berat B3 dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2 (2). 129-142
Caroline,
J., Arron Moa, G. (2015). Fitoremediasi
Logam Timbal (Pb) Menggunakan Tanaman Melati Air (Echinodorus Palaefolius) Pada
Limbah Industri Peleburan Tembaga Dan Kuningan. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015, 733-744
2.
Arsen
a.
Pengertian
Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang
seringdiklasifikasikan sebagai logam, Tetapi lebih bersifat nonlogam.
Tidak seperti logam lain yang membentuk kation, Arsen (As) dialam
berbentuk anion, seperti H2AsO4 (Ismunandar, 2004).
Arsen (As) tidak rusak oleh lingkungan, hanya berpindah menuju air atau tanah
yang dibawa olehdebu, hujan, atau awan. Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa
larut diperairan dan akhirnya akan mengendap di sedimen. Senyawa arsen
padaawalnya digunakan sebagai pestisida dan hibrisida, sebelum senyawaorganic
ditemukan, dan sebagai pengawet kayu (Copper ChromatedArsenic (CCA).
b.
Permasalahannya
Akibat merugikan dari arsen bagi
kesehatan manusia adalah apabila terkandung >100 ppb dalam air minum; dengan
gejala keracunan kronis berupa iritasi usus, kerusakan syaraf dan sel, kelainan
kulit atau mela-noma serta kanker usus. Ini terjadi di negara-negara yang
memproduksi emas dan logam dasar di antaranya Afrika selatan, Zimbabwe, India,
Thailand, Cina, Filipina, dan Meksiko.
c.
Bentuk yang ada
dilingkungan
Bentuk senyawa arsen yang paling beracun ialah gas
arsin (AsH3) yang terbentuk bila asam berekasi dengan arsenat yang
mengandung logam lain. Logam terdapat di batuan (tanah) dan sedimen, air, dan
udara Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat
ditemukan di industry seperti industri pestisida, proses pengecoran logam
maupun pusat tenaga geothermal. Elemen yang mengandung arsen dalam jumlah
sedikit atau komponen arsen organik (biasanya ditemukan pada produk laut
seperti ikan laut) biasanya tidak beracun (tidak toksik).
d.
Manfaat logam
tersebut
Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk
berbagai infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba,spirocheta dan
tripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi digunakan karenaditemukannya obat lain
yang lebih aman. Arsen digunakan dalam pembuatan perunggu dan kembang api. Senyawanya
yang paling penting adalah arsen putih, sulfide, paris hijau, dan arsen timbal;
tiga yang terakhir telah digunakan sebagai insektisida dan racun di bidang
pertanian. Arsen juga mulai banyak digunakan sebagai bahan laser untuk
mengkonvensi listrik ke cahaya koheren secara langsung. Arsen putih(As2O3)
biasanya digunakan untuk membasmi rumput liar; sementara senyawa arsenik
tertentudimanfaatkan dalam peleburan gelas, pengawet kayu dan kulit, bahan
pencelup, pigmen, obat-obatan, petasan/ kembang api, dan bahan kimia.
e.
Dampak yang
ditimbulkan
Arsenik memang dikenal karsinogen
atau dapat menyebabkan kanker. Orang yang terlalu banyak terkena zat arsen dari
konsumsi air minum disebut arsenikosis. Korban dari arsenikosis ini tidak akan
berdampak dalam waktu dekat, namun dampaknya baru terlihat setelah dalam jangka
waktu yang lama (long-term). Berbagai dampak diantaranya pigmentasi kulit,
gangren, dan keratosis, itu pun baru terlihat minimal 5 tahun terkena arsenik
yang terakumulasi. Karena keracunan arsen ini tidak langsung dapat dilihat,
maka tindakan yang paling mungkin adalah tindakan pencegahan (Paul, 2004).
Contohnya kasus pencemaran arsen di Bangladesh. Warga di Bangladesh menggunakan air
sumur yang tercemar arsenik sebagai sumber air minum utama. Diperkirakan 35
sampai 57 juta penduduk di negara ini
menjadi korban dalam kasus pencemaran. Penduduk negara ini menderita
penyakit yang sangat merugikan, mulai dari melanosis hingga kanker kulit dan
gangren. Dalam beberapa laporan mengungkapkan bahwa air sumur yang tercemar
sudah membunuh 3000 jiwa serta membuat 125000 korban terkena kanker kulit.
Persebaran paparan arsenik berawal di dataran tengah yang merupakan pusat
negara bangladesh menyebar ke utara dan selatan yang datarannya lebih rendah
melalui lapisan bawah tanah (Paul, 2004).
Resource:
Afrizal, M., Andy Firmansyah, M., dkk. (2012).
Penyakit Tidak Menular Akibat Logam Berat Arsen. Jurusan Kesehatan Lingkungan. Retrieved from https://www.scribd.com/doc/112524807/Makalah-PAPLC-Logam-Berat-Arsen
Istarani, F., Pandebesie, Ellina S. (2014). Studi
Dampak Arsen (As) dan Kadmium (Cd) terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan. Jurnal Teknik Pomits. 3 (1), 53-58
Zulkifli Herman, D., (2006). Tinjauan terhadap Tailling Mengandung Unsur Pencemar Arsen
(As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) Dari Sisa Pengolahan Bijih
Logam. Jurnal Geologi Indonesia.
1(1), 31-36
No comments:
Post a Comment