Thursday, June 20, 2019

EDUCATION: Toksikologi Timbal dan Arsen



1.      Timbal
a.       Pengertian
Timbal (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat yang sering juga disebut dengan istilah timah hitam. Timbal memiliki titik lebur yang rendah, mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif sehingga biasa digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan.Timbal adalah logam yang lunak berwarna abu-abu kebiruan mengkilat dan memiliki bilangan oksidasi +2 (Sunarya, 2007)
b.      Permasalahannya
Pencemaran limbah logam berat mengandung timbal (Pb) merupakan masalah terhadap kondisi lingkungan saat ini. Logam berat banyak ditemukan hampir pada semua jenis limbah industri. Semakin banyaknya industri akan menyebabkan peningkatan pencemaran terhadap sumber air yang berasal dari limbah industri yang dibuang ke perairan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Air limbah yang mengandung senyawa Pb yang mencemari badan air dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan kematian pada biota air. Konsentrasi Pb yang mencapai 188 mg/l dapat membunuh ikan di perairan, bila biota air hidup di badan air yang mengandung senyawa Pb pada konsentrasi 2,75-49 mg/l dan terpapar selama 245 jam akan menyebabkan kematian pada Crustacea sedangkan pada konsentrasi Pb yang terlarut sebesar 3,5-64 mg/l yang terpapar selama 168-336 jam akan menyebabkan kematian Insecta.
c.       Bentuk yang ada dilingkungan
Emisi Pb ke udara dapat berupa gas atau partikel sebagai hasil samping pembakaran yang kurang sempurna dalam mesin kendaraan bermotor. Semakin kurang sempurna proses pembakaran dalam mesin kendaraan bermotor, maka semakin banyak jumlah Pb yang akan di emisikan ke udara. menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan. Tetraethyl lead (TEL), yang merupakan bahan logam timah hitam (timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk menurunkan nilai oktan.
d.      Manfaat logam tersebut
Logam Pb banyak digunakan sebagai bahan pengemas, saluran air, alat-alat rumah tangga dan hiasan. Dalam bentuk oksida timbal digunakan sebagai pigmen/zat warna dalam industri kosmetik dan glace serta indusri keramik yang sebagian diantaranya digunakan dalam peralatan rumah tangga.
e.       Dampak yang ditimbulkan
·         Gangguan neurologi.
Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh Pb dapat berupa encephalopathy, ataxia, stupor dan coma. Pada anak-anak dapat menimbulkan kejang tubuh dan neuropathy perifer.
·         Gangguan terhadap fungsi ginjal
Logam berat Pb dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropati irreversible, sclerosis va skuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus. Akibatnya dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat terjadi nefritis kronis.
·         Gangguan terhadap sistem reproduksi
Logam berat Pb dapat menyebabk an gangguan pada sistem reproduksi berupa keguguran, kesakitan dan kematian janin. Logam berat Pb mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat kromosom. Anak -anak sangat peka terhadap paparan Pb di udara. Paparan Pb dengan kadar yang ren dah yang berlangsung cukup lama dapat menurunkan IQ .
·         Gangguan terhadap sistem hemopoitik
Keracunan Pb dapat dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat penurunan sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi dalam serum. Anemia ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA ( Amino Levulinic Acid) urine.
·         Gangguan terhadap sistem syaraf .
Efek pencemaran Pb terhadap kerja otak lebih sensitif pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa. Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya kecerdasan.


Resource :
Gusnita, Dessy. (2012). Pencemaran Logam Berat Timbal (PB) di Udara dan Upaya Penghapusan Bensin Bertimbal. Berita Dirgantara, 13 (3). 95-101
Sudarmaji, J.Mukono, Corie I.P. (2006). Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2 (2). 129-142
Caroline, J., Arron Moa, G. (2015). Fitoremediasi Logam Timbal (Pb) Menggunakan Tanaman Melati Air (Echinodorus Palaefolius) Pada Limbah Industri Peleburan Tembaga Dan Kuningan. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015, 733-744
2.      Arsen
a.       Pengertian
Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang seringdiklasifikasikan sebagai logam, Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang membentuk kation, Arsen (As) dialam berbentuk anion, seperti H2AsO4 (Ismunandar, 2004). Arsen (As) tidak rusak oleh lingkungan, hanya berpindah menuju air atau tanah yang dibawa olehdebu, hujan, atau awan. Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut diperairan dan akhirnya akan mengendap di sedimen. Senyawa arsen padaawalnya digunakan sebagai pestisida dan hibrisida, sebelum senyawaorganic ditemukan, dan sebagai pengawet kayu (Copper ChromatedArsenic (CCA).
b.      Permasalahannya
Akibat merugikan dari arsen bagi kesehatan manusia adalah apabila terkandung >100 ppb dalam air minum; dengan gejala keracunan kronis berupa iritasi usus, kerusakan syaraf dan sel, kelainan kulit atau mela-noma serta kanker usus. Ini terjadi di negara-negara yang memproduksi emas dan logam dasar di antaranya Afrika selatan, Zimbabwe, India, Thailand, Cina, Filipina, dan Meksiko.
c.       Bentuk yang ada dilingkungan
Bentuk senyawa arsen yang paling beracun ialah gas arsin (AsH3) yang terbentuk bila asam berekasi dengan arsenat yang mengandung logam lain. Logam terdapat di batuan (tanah) dan sedimen, air, dan udara Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat ditemukan di industry seperti industri pestisida, proses pengecoran logam maupun pusat tenaga geothermal. Elemen yang mengandung arsen dalam jumlah sedikit atau komponen arsen organik (biasanya ditemukan pada produk laut seperti ikan laut) biasanya tidak beracun (tidak toksik).
d.      Manfaat logam tersebut
Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk berbagai infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba,spirocheta dan tripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi digunakan karenaditemukannya obat lain yang lebih aman. Arsen digunakan dalam pembuatan perunggu dan kembang api. Senyawanya yang paling penting adalah arsen putih, sulfide, paris hijau, dan arsen timbal; tiga yang terakhir telah digunakan sebagai insektisida dan racun di bidang pertanian. Arsen juga mulai banyak digunakan sebagai bahan laser untuk mengkonvensi listrik ke cahaya koheren secara langsung. Arsen putih(As2O3) biasanya digunakan untuk membasmi rumput liar; sementara senyawa arsenik tertentudimanfaatkan dalam peleburan gelas, pengawet kayu dan kulit, bahan pencelup, pigmen, obat-obatan, petasan/ kembang api, dan bahan kimia.
e.       Dampak yang ditimbulkan
Arsenik memang dikenal karsinogen atau dapat menyebabkan kanker. Orang yang terlalu banyak terkena zat arsen dari konsumsi air minum disebut arsenikosis. Korban dari arsenikosis ini tidak akan berdampak dalam waktu dekat, namun dampaknya baru terlihat setelah dalam jangka waktu yang lama (long-term). Berbagai dampak diantaranya pigmentasi kulit, gangren, dan keratosis, itu pun baru terlihat minimal 5 tahun terkena arsenik yang terakumulasi. Karena keracunan arsen ini tidak langsung dapat dilihat, maka tindakan yang paling mungkin adalah tindakan pencegahan (Paul, 2004). Contohnya kasus pencemaran arsen di Bangladesh. Warga di Bangladesh menggunakan air sumur yang tercemar arsenik sebagai sumber air minum utama. Diperkirakan 35 sampai 57 juta penduduk di negara ini  menjadi korban dalam kasus pencemaran. Penduduk negara ini menderita penyakit yang sangat merugikan, mulai dari melanosis hingga kanker kulit dan gangren. Dalam beberapa laporan mengungkapkan bahwa air sumur yang tercemar sudah membunuh 3000 jiwa serta membuat 125000 korban terkena kanker kulit. Persebaran paparan arsenik berawal di dataran tengah yang merupakan pusat negara bangladesh menyebar ke utara dan selatan yang datarannya lebih rendah melalui lapisan bawah tanah (Paul, 2004).

Resource:
Afrizal, M., Andy Firmansyah, M., dkk. (2012). Penyakit Tidak Menular Akibat Logam Berat Arsen. Jurusan Kesehatan Lingkungan. Retrieved from https://www.scribd.com/doc/112524807/Makalah-PAPLC-Logam-Berat-Arsen
Istarani, F., Pandebesie, Ellina S. (2014). Studi Dampak Arsen (As) dan Kadmium (Cd) terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan. Jurnal Teknik Pomits. 3 (1), 53-58
Zulkifli Herman, D., (2006). Tinjauan terhadap Tailling Mengandung Unsur Pencemar Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) Dari Sisa Pengolahan Bijih Logam. Jurnal Geologi Indonesia. 1(1), 31-36


No comments:

Post a Comment